omahkebon.com Pengobatan alternatif bekam semakin meramaikan dunia kesehatan di Indonesia beberapa tahun terakhir ini.
Tidak hanya di Indonesia, di Amerika sendiri metoda bekam sudah
dilakukan oleh beberapa public figure ternama di Hollywood. Di antaranya
aktris Demi Moore dan Gwyneth Paltrow serta sebagaimana Britney Spears
yang juga pernah di bekam soleh Dr. Petra Zizenbacher dari Vienna,
Austria, seorang ahli pengobatan herbal yang menerapkan metode bekam
(Cupping) dan Lintah (Leech Therapy)
Apa itu Bekam?
Pengobatan alternatif ini menawarkan penyembuhan berbagai macam
penyakit dengan harga yang jauh lebih murah ketimbang pengobatan medis.
Pengobatan alternatif ini berasal dari Timur Tengah. Kata bekam
sendiri merupakan terjemahan dari kata hijamah dalam bahasa arab yang
merupakan asal kata dari al-hajmu yang berarti membekam.
Menjadikan pemaknaan al hijamah atau bekam diartikan sebagai
peristiwa penghisapan darah dengan alat menyerupai tabung, mengeluarkan
darah dari permukaan kulit dengan penyayatan.
Dengan melakukan penghisapan atau vakumisasi maka terbentuklah
tekanan negatif di dalam cawan/kop, sehingga terjadi drainase cairan
tubuh berlebih (darah kotor) yang diikuti toksin. Juga menghilangkan
perlengketan/adhesi jaringan ikat dan akan mengalirkan darah “bersih” ke
permukaan kulit dan jaringan otot yang mengalami stagnasi serta
merangsang sistem syaraf perifer.
Berbekam merupakan metode pengobatan klasik yang telah digunakan
dalam mengobati berbagai kelainan penyakit seperti hemophilia,
hipertensi, gout, reumatik arthritis, sciatica, back pain (sakit
punggung), migraine, vertigo, anxietas (kecemasan) serta penyakit umum
lainnya baik bersifat fisik maupun mental.
Bekam dibedakan melalui 2 jenis, yakni:
Bekam Kering
Proses bekam jenis ini dilakukan dengan menghisap permukaan kulit dan
memijat tempat sekitarnya tanpa mengeluarkan darah kotor. Bekam kering
diyakini untuk melegakan sakit secara darurat atau digunakan untuk
meringankan kenyerian urat-urat punggung karena sakit rheumatik juga
penyakit-penyakit penyebab kenyerian punggung.
Acapkali bekam jenis ini diaplikasikan kepada orang yang takut jarum
suntik dan takut melihat darah. Kulit yang dibekam akan tampak merah
kehitam-hitaman selama 3 hari.
Bekam Basah
Pada proses terapi bekam jenis ini dilakukan setelah melakukan bekam
kering, dilanjuti dengan melukai permukaan kulit dengan jarum tajam yang
sudah sterilkan, lalu di sekitarnya dihisap dengan alat cupping set dan
hand pump untuk mengeluarkan darah. Darah yang keluar diyakini sebagai
darah kotor.
Lamanya setiap hisapan 3 sampai 5 menit, dan maksimal 9 menit,
Tergantung dari penyakitnya, dalam kasus tertentu memungkinkan proses
bisa lebih lama.
Meskipun ilmu medis Timur sudah mengenal teknik cupping (kop), mereka
melakukannya tanpa mengeluarkan darah. Ilmu medis Barat pun turut
mengamini kemasyhuran teknik cupping yang kian membumi. Namun mereka
belum dapat menemukan manfaat dari manfaat dan tujuan dari pengeluaran
darah yang terdapat pada terapi bekam.
Berbalik tendensi, justru yang dikhawatirkan adalah dari konsekuensi
membuat perlukaan untuk pengeluaran darah yang ada menjadi hal yang
berbahaya dan diyakini memilki dampak negatif lebih jauh.
Beda lagi dengan pernyataan peneliti dari Damaskus, yang menyatakan
terdapat manfaat kesehatan dari pengeluaran darah dari terapi bekam.
Apakah manfaatnya? Berikut paparannya. Para pelaku medis dikejutkan oleh pernyataan ilmuwan Damaskus,
Muhammad Amîn Syaikhû dalam artikel ilmiahnya yang luar biasa tentang
terapi bekam dan rahasia umum tentang mekanisme kesembuhan yang
diperoleh dari praktik bekam.Terletak pada dibersihkannya tubuh dari
darah rusak yang menghambat berjalannya fungsi-fungsi dan tugas-tugas
tubuh secara sempurna, sehingga tubuh menjadi mangsa empuk bagi berbagai
penyakit.
Darah yang keluar melalui proses bekam dilihat dari hasil penelitian
laboratorium darah. Berdasarkan penelitian itu, terlihat hal-hal sebagai
berikut :
Bahwa darah bekam mengandung sepersepuluh kadar sel darah putih
(lekosit) yang ada di dalam darah biasa. Hal tersebut terlihat dalam
seluruh kasus yang diteliti, tanpa ada pengecualian. Fakta ini
menunjukkan bahwa terapi bekam tetap melindungi dan sekaligus menguatkan
unsur-unsur sistem kekebalan.
Adapun eritrosit (sel darah merah), semua sel darah merah memiliki
bentuk yang tidak normal, artinya sel-sel tersebut tidak mampu melakukan
aktivitas, disamping juga menghambat sel-sel lain yang masih muda dan
aktif.
Hal tersebut mengindkasikan bahwasanya proses bekam membuang sel-sel
darah merah yang rusak dan darah yang tidak dibutuhkan lagi dengan tetap
mempertahankan sel-sel darah putih di dalam tubuh.
Kapasitas ikatan zat besi dalam darah bekam tinggi sekali
(550-1.100), satu hal yang menunjukkan bahwa bekam mempertahankan zat
besi yang ada di dalam tubuh tidak ikut keluar bersama darah yang
dikeluarkan dengan bekam sebagai awal penggunaan zat besi tersebut dalam
pembentukan sel-sel muda yang baru. Kemudian apa respons dari medis Barat? Berikut paparannya.
Modern Terapi Bekam di Amerika dan Eropa
Akhir-akhir ini penelitian tentang metode bekam / cupping banyak
dilakukan. Penelitian meliputi mekanisme penyembuhan, cara kerja, serta
manfaat kesehatan dari bekam. Salah satu penelitian yang mengemuka ialah
yang dilakukan oleh Dr.Amir Muhammad Sholih. Beliau adalah Dosen Tamu
di Universitas Chicago, yang juga peraih penghargaan di Amerika bidang
pengobatan natural serta bagian dari anggota Organisasi Pengobatan
Alternatif di Amerika.
Menurut beliau, pengobatan dengan bekam tengah dan telah dipelajari
pada kurikulum kedokteran di Amerika. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh
fenomena pengobatan bekam yang terbukti bermanfaat karena orang yang
melakukan pengobatan dengan bekam dirangsang pada titik saraf tubuh
seperti halnya pengobatan akupuntur.
Namun yang membedakan terapi bekam dengan terapi akupunktur ialah
pada terapi tusuk jarum reaksi yang dihasilkan hanyalah sebatas
perangsangan, sedangkan pada terapi bekam selain proses perangsangan,
juga terjadi proses pergerakan aliran darah.
Hal senada diungkapkan oleh dr. Ahmad Abdus Sami, Kepala Divisi
Hepatologi Rumah Sakit Angkatan Darat Mesir. Beliau mengemukakan, “Riset
juga membuktikan, pembuangan sebagian darah seperti dalam terapi bekam
terbukti mampu memulihkan reaksi pengobatan menjadi lebih cepat sehingga
bekam bisa diterapkan sebakai terapi pendamping pengobatan medis.”
Hasil percobaan yang pernah dilakukan dr. Amir pada pasien terinveksi
virus hepatitis C dan memiliki kadar besi cukup tinggi dalam darahnya.
Setelah pasien diterapi bekam dan diberi obat Interferon dan Riboviron
memiliki reaksi positif dan kekebalan meningkat. Padahal sebelum dibekam
reaksi terhadap obat tersebut hampir tidak bereaksi.
Walau demikian, masih sedikit sekali informasi yang dapat mendukung
terapi alternatif bekam dari aspek medis. Masih diperlukan penelitian
lebih lanjut mengenai efek samping yang dapat ditimbulkan dari terapi
tersebut.
Tetap dianjurkan para pasien yang berminat untuk menjalani pengobatan
bekam untuk melakukan konsultasi lebih lanjut dengan dokter. Karena
disamping pengobatan pada klinik yang menyediakan layanan terapi bekam
mendapatkan porsi kepercayaan masyarakat untuk menjadi bagian proses
pengobatan penyakit, terapi ini belum ada unsur pendukung yang
mengakreditasi kelayakan pengetahuan akademik kesehatan SDM yang
melakukan terapi.
Oleh karena itu, diharapkan dimasa depan lebih banyak lagi penelitian
yang meliputi terapi pengobatan alternatif yang murah meriah ini
ditengah kemelut krisis global yang melanda.